Lombok Barat, Jawarapost – H. Fauzan Khalid selaku Bupati Lombok Barat NTB serta kalangan DPRD terkesan kecewanya terkait kasus pungutan liar (Pungli) bantuan rehabilitasi masjid yang melibatkan oknum ASN Kemenag setempat.
Perbuatan tersangka dinilai tak pantas, H. Fauzan Khalid mengimbau semua pihak menumbuhkan rasa malu agar malu melakukan tindakan melanggar, selain itu bupati Lombok Barar mengatakan, pihaknya sering menyampaikan bahwa kalau tidak menyumbang ke masjid minimal mampu memfasilitasi sebagai bentuk dharma bakti.
‘’Tapi ini tidak mampu menyumbang ke masjid, malah motong lagi . Ini tidak pantas,’’ katanya dengan nada kecewa. Jumat (18/1/2019).
Hal senada disampaikan anggota DPRD Lobar, Hj. Nur Hidayah. Ia menilai praktik pungli yang dilakukan oknum ASN ini memalukan daerah. Sebab bantuan yang dipungli untuk korban gempa, bahkan bantuan rehab masjid.
‘’Ini memalukan. Bantuan gempa untuk masjid dipotong,’’ katanya kecewa.
Ia mengaku mendengar informasi terkait pungutan tersebut dari pengurus dan kadus. Ia pun menyarankan agar pengurus jangan mau dipotong sebab bantuan ini langsung masuk ke rekening.
Menurutnya, tidak ada alasan pembenar bantuan kepada korban gempa dipotong. Apalagi untuk pembangunan masjid. Kalau pun oknum mengancam pengurus mengalihkan bantuan, jika pengurus tak memberikan fee tersebut menurut dia, tidak bisa bantuan ini dialihkan kalau sudah masuk ke rekening.
Politisi Gerindra asal Gunungsari ini mendesak agar pihak Kepolisian mengusut kasus ini. Pihak kepolisian diminta untuk menelusuri para pihak yang terlibat sampai tuntas.
Sementara itu pasca-OTT, pelayanan di Kantor KUA Gunungsari berjalan normal. Para staf masuk kantor seperti biasa. Hanya saja Kepala KUA setempat tidak ada di tempat karena dipanggil pihak Kemenag Lobar.
Informasi dari para staf di KUA setempat, BA bertugas sebagai staf administrasi. Yang bersangkutan katanya, sudah pindah tugas beberapa kali sebelum bertugas di KUA Gunungsari. Awalnya di Kota Mataram, lalu dipindah ke Lembar dan baru dipindah ke Gunungsari.
Dalam bergaul, BA yang tinggal di Kekeri, Gunungsari dinilai baik namun sedikit tertutup. ‘’Kesehariannya beliau baik, tapi sedikit tertutup, Jadi komunikasi agak kurang,’’kata salah seorang staf yang enggan di sebut namanya. Ia mengaku tak pernah menyangka bersangkutan melakukan tindakan.