BANYUWANGI, Jawara Post – Akhir pekan ini menjadi momen istimewa anak-anak Banyuwangi. Ribuan anak-anak berhasil mengajak Bupati Abdullah Azwar Anas bermain-main. Bukannya canggung, Anas malah terlihat bersemangat bermain bareng, bahkan ikut lompat tali karet.
Dor..dor.. peluru bunga jambu dimuntahkan dari senapan pelepah pisang menyerang Bupati Anas yang sedang tiarap. Tak mau kalah, Anas membalas serangan tersebut sembari diikuti sekutunya.
Dor.. “Yeay, menang,” teriak Anas diikuti anak-anak SD yang menjadi sekutunya. Mereka pun langsung mengangkat tinggi tangannya bebarengan tanda kemenangan.
Kegembiraan tersebut terpencar dari rona muka Anas dalam Festival Memengan (permainan) tradisional, yang digelar di halaman kantor Pemkab Banyuwangi, Sabtu (21/7). Dia mengaku sangat senang bisa bermain permainan tradisonal. Mainan ini mengingatkan Anas dan semua yang hadir akan kenangan indah masa kecilnya.
“Mainan tradisional ini memang membutuhkan energi, tapi menyenangkan. Banyak hal baik di dalamnya, mulai mengajarkan kekompakan, guyub, dan menyehatkan,” kata Anas.
Festival ini melibatkan 5.000 anak SD se-Banyuwangi yang memainkan bermacam-macam permainan lawas. Mereka berparade sepanjang 2 km menampilkan kepiawaiannya di hadapan publik. Ada yang main egrang bambu, egrang batok kelapa, gasingan, bedhil-bedhilan, gobag sodor, engklek, lintang aliyan, serta balapan velg. Keceriaan dan kegembiraan pun terlukis di wajah polos ribuan anak tersebut.
Jerit girang dan pekik keceriaan ribuan bocah ini juga menggema di sepanjang rute. Apalagi saat siswa ada yang bermain balap karung sambil jalan meloncat-loncat, penonton pun menyoraki dan menyemangati mereka.
Setelah itu, tampil juga permainan tarik tambang, dagongan, hulahop, lompat tali, dan mobil-mobilan bambu. Bahkan Bupati Anas juga terlihat asyik bermain lompat tali. “Capek, tapi asyik. Jadi ingat dulu, ini dulu mainan kakak saya dan teman saya SD,” kata Anas sambil tergelak.
Salah satu peserta Festival Memengan Tradisional, Risda Martadia, dari SDN 7 Jambewangi mengaku senang bisa ikut meramaikan festival ini. Risda bermain Lintang Alihan bersama tujuh orang temannya. Permainan ini membutuhkan kecekatan dan kerjasama antar sesama pemain.
“Senang sekali ikut festival ini. Bisa mencoba mainan dari kelompok lain. Pokoknya seneng banget, bisa kejar-kejaran, lompat, dan tertawa bareng-bareng,” ujar Risda.
Banyuwangi konsisten memberikan panggung bagi anak-anak untuk berkreasi. Belasan event yang dihadirkan yang menjadikan anak sebagai aktor utama. Selain festival permainan tradisional, masih ada Lalare Orkesyra konser para musikus cilik Banyuwangi yang digelar Sabtu malam nanti. Bahkan tiap hari digelar atraksi seni di alun-alun kota yang dimainkan siswa sekolah.
@gus