Kota Jayapura, Jawara Post – Panas terik siang itu membuat kucuran keringat mengalir hingga dipelipis matanya. Sesekali tukang parkir bertopi itu membersihkan wajahnya dengan kedua tangannya.
Sambil meniup peluit, ia memandu pemilik kendaraan yang keluar dan masuk di halaman parkir di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di depan Sagu Indah Plaza (SIP) Jayapura, Rabu, 2 Januari 2019.
Juru parkir ini seorang perempuan yang sudah berusia senja, namanya Ice Mote, asal Kabupaten Nabire, Papua. Raut wajahnya terlihat begitu bersemangat.
Dengan senyum ramah dan agak malu-malu, tak terlihat rasa letih atau lelah diwajahnya. “Sudah satu tahun saya jadi tukang parkir,” kata Ice mengawali perbincaraanya sambil mengarahkan mobil yang akan parkir.
Lebih jauh Ice bercerita, mulai jam 9 pagi sampai jam 3 sore dirinya menjadi tukang parkir. Ia tak lantas langsung pulang ke rumah, namun masih harus menggelar dagangannya dengan berjualan noken, tas rajuta khas Papua.
“Anak saya ada dua orang dan masih sekolah. Saya bersyukur selama menjadi tukang parkir, tidak pernah diganggu,” tutur Ice.
Namun, yang membuat bangga dari ketekunannya itu, saat dirinya menyebut kalau suaminya adalah seorang guru di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Nabire, Papua.
“Saya tak harap dia kirimkan saya uang. Saya kerja sendiri juga, dari pada menganggur di rumah saja, mending saya jadi tukang parkir dan jualan noken buat tambah-tambah uang belanja dan kebutuhan anak sekolah,” jelasnya.
Soal pendapatan yang dia peroleh, dalam sehari Ice mengantongi Rp50 ribu hingga Rp100 ribu bersih. Sementara, yang disetor ke Pemerintah Daerah (Pemda) setempat yaitu Rp300 ribu hingga Rp350 ribu.
“Uang parkir kalau mobil Rp2000, kalau motor Rp1000. Ada karcisnya. Kalau saya jaga orang baik-baik. Selalu orang bayar sewa parkir, biar sedang berteduh dong (mereka) panggil untuk kasi uang parkir,” ungkapnya.
Ramah papua