Kota Palopo adalah sebuah kota di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kota Palopo sebelumnya berstatus kota administratif sejak 1986 dan merupakan bagian dari Kabupaten Luwu yang kemudian berubah menjadi kota pada tahun 2002 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002.
PALOPO, Jawara Post – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palopo dalam waktu dekat akan memanggil Direksi Perusahaan Daerah (Perusda) Kota Palopo. Pemanggilan direksi perusda ini terkait mandeknya produksi Zaro Snack yang dikelolah perusda.
Rencana pemanggilan direksi perusda ini diungkapkan anggota Komisi III DPRD Kota Palopo, Alfri Jamil, Sabtu 13/10/2018). “Kita (Komisi III) segera akan memanggil direksinya untuk memberi penjelasan,” katanya.
Baca juga : RADAR SULAWESI : Diduga Salah Konstruksi, Proyek Senilai 7 M Ambruk
Legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai pihak direksi perusda harus memberi penjelasan terkait macetnya produksi Zaro Snack karena Pemerintah Kota Palopo telah menggelontorklan anggaran yang tidak sedikit untuk pengelolaan dan produksi Zaro Snack.
Zaro Snack adalah jajan khas Kota Palopo dalam bentuk krupuk yang dikemas dalam dua bentuk, plastik dan toples.
Dilansir dari situs resmi Pemkot Palopo, palopokota.go.id, DPRD Kota Palopo telah menyetujui dana penyertaan modal ke Perusda Kota Palopo sebesar Rp 14,2 miliar lebih pada APBD 2015 yang pencairannya dilakukan dua tahap.
Dari Rp 14 miliar lebih penyertaan modal yang digelontorkan ke perusda, Rp 5 miliar lebih dikelolah untuk Zaro Snack dan Rp 8 miliar lebih untuk pembenahan pembangkit listrik tenaga mikro hydro (PLTMH) di Kelurahan Battang, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo.
Khusus anggaran Rp 5 miliar lebih untuk pengelolaan Zaro Snack, Rp 2,5 miliar lebih diperuntukkan untuk pembelian mesin dan alat produksi. Sisanya untuk biayai operasional dan gaji karyawan.
Namun pasca diresmikan tahun 2015 lalu, kondisi di Kantor Zaro Snack saat ini cukup memprihatinkan. Tidak ada lagi aktifitas di kantor tersebut. Sementara di salah satu bagian kantor, terlihat ribuan produk Snack Zaro yang diduga telah kadaluarsa menumpuk.
“Satu bulan lebih kita tidak memproduksi karena mesin untuk press kami rusak dan harus diperbaiki oleh teknisi. Sementara teknisi yang bisa menangani hanya dari luar Sulawesi dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” kata Reski.
Reski menuturkan, pihaknya akan mengusulkan anggaran untuk perbaikkan mesin produksi Zaro Snack. “Soal berapa yang akan kita usulkan, itu akan diputuskan bersama dalam rapat direksi,” katanya.
Menyikapi rencana pengusulan anggaran dari perusda tersebut, Alfri menyatakan pihaknya belum memikirkan hal tersebut. “Harus jelas dulu penggunaan anggaran sebelumnya serta pengelolaan Zaro Snack. Kami belum berpikir untuk anggaran berikutnya,” kata Alfri.
Her/red
Biro Palopo