BONDOWOSO, Jawara Post– Polemik semakin menghangat permintaan dari relawan Sabar (KH. Salwa Arifin – Irwan Bachtiar R) yang mengatasnamakan Presidium 276 terkait pejabat yang bukan pendukung Sabar.
Sejatinya, informasi yang berkembang ada beberapa tempat yang strategis soal rencana penempatan jabatan di lingkungan pemerintah kabupaten Bondowoso.
Menurut Sekretaris DPC PPP (Partai Persatuan Pembangunan) Bondowoso, Saiful Bahri Husnan, mengatakan bahwa pendukung Sabar itu tidak hanya pada presidium 276. Melainkan masih banyak lagi relawan Sabar yang lebih besar dari itu.
“Kalau presidium relawan Sabar itu dibilang relawan secara keseluruhan pasti tidak. Karena pendukung KH. Salwa Arifin sangat banyak dan ada yang lebih besar, seperti JSN (Jaringan Satelit Nusantara) dan yang lainnya,” katanya, Rabu (10/10).
Lanjut Gus Syep, sapaan akrabnya, terkait persoalan aspirasi seharusnya yang lebih penting menyangkut persoalan masyarakat dan pembangunan. Kendati demikian, Bupati Salwa akan sangat terbuka menerima masukan dari siapapun itu.
“Saya kira semua aspirasi bisa diselesaikan secara internal. Tapi kalau sudah menyangkut kebijakan Bupati, tapi ada orang yang mengusiknya, itu perlu dipertanyakan, karena yang memiliki kewenangan mengangkat dan memberhentikan pejabatnya itu Bupati bukan yang lainnya, ” jelasnya.
Pihaknya menambahkan, karena semua kebijakan Bupati, maka yang akan bertanggungjawab dan yang menanggung segala resikonya adalah Bupati.
“Artinya, Bupati itu harus memikirkan, siapa yang akan menjadi pejabat di sekelilingnya, tanpa adanya intervensi dari siapapun,” tambahnya.
Tentunya yang menjadi tolak ukur bagi Bupati Salwa adalah loyalitas dan profesionalitas pejabatnya. Sehingga siapa saja yang akan ditempatkan oleh Bupati Salwa menjadi wewenang Bupati sebagai kepala daerah.
“Saya kira selama aspirasi yang sifatnya di internal bukan salah satu intervensi kepada Bupati Salwa. Akan tetapi bila mana aspirasi terus dijadikan mainan politik hingga menjadi blunder, maka ini juga kategori intervensi atau tekanan,” tegasnya.
Pihaknya sangat yakin kepada kepemimpinan Bupati Salwa, akan selalu berfikir jernih terhadap segala persoalan, karena yang menanggung resikonya tetap kepada Bupati Salwa. Selama ini, bupati akan lebih fokus kepada pelayanan masyarakat atau pembangunan yang tidak berjalan efektif.
“Segala kebijakan nanti yang bertanggungjawab bupati Salwa, mungkin disaat ada masalah yang lain hanya bisa prihatin dan segala macamnya. Jadi saya berharap jangan mudah mendorong yang bukan kapasitasnya,” urainya.
Selama ini, lebih jauh Gus Sep, mengatakan selaku kader PPP tidak pernah berpendapat yang macam-macam kepada Bupati Salwa. Soal penempatan pejabat seluruhnya adalah wewenang Bupati Salwa yang mengacu pada visi dan misinya.
“Kalau semuanya berpendapat dan pendapat itu harus diterima semua, akan kacau pemerintahan ini. Apa jadinya pemerintahan nanti, karena semuanya merasa pendapatnya yang paling benar,” jelasnya
Harapan Gus Sep, apapun masalah yang masih bersifat di internal, apalagi diinternal pemerintahan saat ini, maka harus diselesaikan di dalam. Jadi tidak perlu bermanuver dan melakukan ancaman.
WanRois
Biro Bondowoso