PROBOLINGGO JP – Ratusan umat Katolik di Kabupaten Probolinggo mengikuti perayaan Vigili Paskah di Gereja Santo Paulus Kraksaan, Sabtu malam (19/4/2025). Perayaan ini berlangsung khidmat dengan nuansa sakral, ditandai dengan prosesi penyalaan lilin Paskah sebagai simbol kebangkitan Kristus.
Seluruh lampu gereja dipadamkan saat lilin Paskah dinyalakan, kemudian cahaya lilin menyebar dari satu umat ke umat lainnya. Momen ini melambangkan penyebaran terang Kristus ke seluruh dunia.
Romo Agustinus Devit Setiawan memimpin misa dan menyampaikan bahwa penyalaan lilin merupakan simbol kuat dari penyebaran terang Kristus. Ia juga menekankan makna Paskah sebagai kemenangan Yesus atas maut dan ajakan untuk hidup baru.
Perayaan tahun ini menjadi istimewa karena bertepatan dengan Tahun Yobel 2025. Dalam tradisi Gereja Katolik, Tahun Yobel dirayakan setiap 50 tahun sekali dan menjadi momen pembebasan serta pemulihan. Tema tahun ini adalah Pertobatan Ekologis, yang mengajak umat untuk menjaga lingkungan sebagai bagian dari pertobatan iman.
Dalam homilinya, Romo Devit menekankan pentingnya kesadaran ekologis sebagai bentuk nyata kebangkitan spiritual. Ia juga menjelaskan bahwa Tahun Yobel berasal dari Kitab Imamat (Im 25:10) dan menjadi tradisi sejak abad ke-14 oleh Paus Bonifasius VIII.
Rangkaian Vigili Paskah juga mencakup pemberkatan air, pembaruan janji baptis, dan doa khusus untuk anak-anak yang belum dibaptis. Umat dari berbagai lingkungan seperti Semampir, Kebonagung, dan Kraksaan Wetan turut hadir dalam perayaan ini.
Usai misa, umat berkumpul di halaman gereja untuk makan bersama. Hidangan seperti bakso, nasi goreng, dan sate ayam disajikan dalam suasana kekeluargaan, diiringi musik elektone yang menambah kehangatan acara.
Gereja Santo Paulus Kraksaan yang berdiri sejak 1960-an dan direnovasi pada 1991 juga dikenal sebagai pusat pendidikan. Gereja ini aktif dalam pelayanan pendidikan sesuai semangat Katolik yang mendorong pencerdasan kehidupan bangsa.
Perayaan Vigili Paskah 2025 di Kraksaan menjadi simbol harapan dan kebangkitan, tidak hanya secara spiritual tetapi juga dalam tindakan nyata untuk sesama dan lingkungan. (Fik)