DENPASAR, Jawara Post—Laboratorium BNN RI menguji sample keripik jamur dan hasilnya positif mengandung psilosin (narkotika golongan 1). BNNP Bali bersama jajarannya mengantisipasi beredaranya keripik jamur tersebut karena sangat berbahaya.
“Diperkirakan pabriknya ada di Bandung, Jawa Barat. Kami melakukan penyelidikan apakah sudah ada di Bali atau belum,” kata Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Putu Gede Suastawa, usai sosialisasi P4GN kepada mahasiswa baru Universitas Mahasaraswati (Unmas), Denpasar, di Tohpati, Denpasar Timur, Selasa (4/9).
Keripik jamur tersebut, kata Brigjen Suastawa, melanggar Permenkes dan tidak melalui pemeriksaan BPOM. “Sama seperti magic mushroom atau jamur tahi sapi bisa diolah menjadi keripik atau jenis lainnya,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau warga yang suka makan keripik jamur agar hati-hati. Mantan Karo Rena Polda Bali ini meminta masyarakat selektif memilih makanan. “Jangan asal beli,” tegasnya.
Sementara kepada 1.500 mahasiswa baru Unmas, lulusan Akabri tahun 1986 ini menyampaikan, BNN membutuhkan dukungan yang kuat dari semua pihak agar Indonesia bebas dari peredaran gelap narkoba. Persoalan penyalahgunaan sudah sangat mendarah daging dan menjadi ancaman yang sangat serius bagi keberlangsungan bangsa Indonesia.
Sedangkan mahasiswa sebagai pemegang tongkat kepemimpinan bangsa harus dilindungi dari peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba.
Sementara itu, kalangan pelajar dan mahasiswa saat ini banyak yang sudah menjadi perokok aktif. Kondisi ini dapat menjerumuskan dan menghambat keberhasilan generasi muda untuk mensukseskan bangsa.
“Para mahasiswa disini agar tidak coba-coba pakai narkoba. Selama ini banyak mahasiswa yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba sehingga perlu menjaga diri dengan berperilaku yang baik kepada teman dan masyarakat,” ungkapnya.
@kerta negara