PT JAWARA POS GRUP

SELAMAT & SUKSES RI 1

Mengaku Salah Pilih Kades, Pendukung Minta Maaf

JAWA TIMUR, KP. Com – Bagaikan anak ayam kehilangan induknya. Demikian pepatah lama yang barangkali sangat tepat menggambarkan nasib warga Desa Gajah, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro Jatim, di bawah kepemimpinan Kades Wahyudi.

Pasalnya, kades desa di ujung Timur perbatasan Babat Lamongan tersebut cenderung tidak perduli dan diduga tidak bertanggung jawab dengan amanat yang diembannya. Wahyudi, diduga hanya mementingkan dirinya sendiri, bahkan tanpa memperdulikan nilai-nilai moral terhadap warganya.

Halah, petinggi yo karepe dewe. Ra ngopeni kantor dan masyarakat. Saban dino yo ngilang paling nang Sugio embuh Gondang karo gendakane nggawe nggon karaoke,” ujar salah satu perangkat desa yang mengaku lelah hingga nguda rasa saat bertemu awak media, Minggu (13/11/2022) pagi.

Berdasar sejumlah informasi yang berhasil dihimpun, Kades Gajah ini dikenal mbulet penuh intrik. Hal itu disebutkan oleh beberapa rekannya sesama kades di Kecamatan Baureno, yang rata-rata mengaku enggan berhubungan bahkan untuk sekadar ngopi bareng.

“Nggak, kalau bisa jangan. Lebih baik menghindar saja daripada ujung-ujungnya ruwet. Jangankan sesama kades, Bupati dan anggota DPRD yang membantu pemenangan saat pilkades saja dikadali kok. Nek iso gak usah dekat, ruwet tenan,” ungkap salah satu dari banyak kades yang menyayangkan sikap buruk Kades Gajah ini.

Beberapa kades lain, hanya senyum-senyum dan hanya memberikan isarat bahwa umpama benang, persoalan di Desa Gajah saat ini adalah benang kusut.

Pasalnya, sang kades dinilai tidak punya tanggung jawab karena semua dihandel oleh salah satu Kasun setempat demi berjalannya pemerintahan.

Petinggi mung karepe dewe, kabeh dikendalikann Kamituwo. Yo isek untung wae Kamituwo gelem masio sampek montang-manting dilakoni. Ya, nasib e wong Gajah salah pilih kades. Jare wong biyen, petinggi iki paling podho karo istilah kere munggah mbale ngunu kae,” tutup salah satu TS utama saat pencalonan Wahyudi yang kini menyesal dan meminta maaf terhadap seluruh warga Gajah atas kelakuan kades yang pernah didukungnya.

Terkait pengelolaan anggaran BKD miliaran rupiah, pelaksanaan PTSL, rekruitmen perangkat desa yang baru-baru ini berlangsung pun, sejatinya acak adul alias tak jelas hulu hilirnya. Semua diduga samar bahkan gelap dan minim pertanggungjawaban kades yang kabarnya sering pura-pura ‘mbento’ tersebut.

Beberapa sumber lain menyebut, kabarnya camat setempat juga ‘ngelu’ dibuatnya. Lantaran pelayanan masyarakat di Desa Gajah sama sekali tidak berjalan sesuai dengan yang diinstruksikan oleh kabupaten.

Redaksi



Menyingkap Tabir Menguak Fakta