SITUBONDO, Jawara Post —Situs sejarah diduga bekas benteng peninggalan kolonial Belanda ditemukan di sebuah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Peleyan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Situs itu berupa bangunan tembok berbentuk segitiga dengan panjang tiap sisinya mencapai 150 meter. Sebagian tembok yang memiliki ketebalan hingga 1,5 meter dengan tinggi 4-5 meter itu kini masih banyak yang terpendam dan sebagian lagi banyak rusak karena tidak terawat.
Tinggalan arkeologis tersebut menurut Balar Jogja yang melakukan ekskavasi pada tahun 2000 lalu, tembok tersebut bekas benteng pertahanan Belanda atau yang biasa disebut dengan De Fortres Van Pannaroekan. Dimensi bata lebih besar daripada bata masa kini. Diketahui, lebar batu bata tersebut mencapai 16 cm dan panjang 32 cm.
Benteng tersebut diperkirakan dibangun pada abad ke-19. posisi reruntuhan benteng yang mencapai sisi timur sungai Sampean sisi menyisakan sebuah cagak kayu jati. Diduga, itu digunakan pemancang tali kapal.
Juru pelihara struktur benteng De Fortres Van Pannaroekan , Arifin mengatakan, meski area struktur masih difungsikan sebagai TPU, namun, pada sisi sebelah utara sudah dihimbau untuk tidak dimanfaatkan sebagai makam lagi.
“Alhamdulillah, masyarakat sudah mulai paham, sehingga sudah tidak ada lagi pemakaman di sisi utara struktur yang cenderung lebih tertata,”kata Arifin, Minggu (7/2/2021).
Sementara itu, salah seorang anggota TACB (Tim Ahli Cagar Budaya) Kabupaten Situbondo, Irwan Kurniadi mengatakan, jika TACB Situbondo dijadwalkan akan melakukan kajian pada tinggalan arkeologis tersebut pada tahun 2021 ini.
“Kami akan melakukan kajian pada 2021 ini beserta objek lainnya di sektor tengah Kabupaten Situbondo. Tentunya data dari penelitian Balar pun menjadi referensi, sehingga kami pun siap merekomendasikan pada bupati untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya di tingkat kabupaten,” kata Irwan.
TimRed