BESUKI, Jawara Post —Mengalami masa pandemi covid – 19, pemerintah baik pusat, daerah, propensi dan Kabupaten kebingungan cara mengatasinya.
Beragam cara dan program pengendalian, penanganan dengan istilah percepatan pemulihan ekonomi, hingga saat ini pandemi masih berlangsung. Ketegasan Presiden RI terkait anggaran, malah dibuat kesempatan.
Hal itu diduga kuat terjadi pada realisasi anggaran jasmas di Kabupaten Situbondo, Propensi Jawa Timur. Bagaimana mungkin, target menangani dampak pandemi covid_19 dengan salah satunya proyek swakelola yang mampu menyedot tenaga kerja setempat, malah dijadikan ajang bancakan.
Buktinya, jasmas yang terealisasi dibulan januari 2021 tepatnya Jl. Garuda Desa / Kecamatan Besuki, diduga kuat dikontraktualkan. Pasalnya, fakta dilapangan tidak terpasang papan informasi (name board), bahkan para pekerja dari luar kota.
“Biasanya kalau pokmas, saya ikut kerja Mas. Saya malah gak tau itu, sehingga saya pancet nganggur Mas,” kata seorang tukang bangunan asli orang Besuki.
Sama halnya dengan apa yang disampaikan tokoh pemuda dan tokoh masyarakat Besuki, Sutomo, kepada Media Jawara Post, Rabu (20/01/2021) sore hari. Pihaknya membeber.
“Drainase ini emang di butuhkan. Namun penting juga untuk di jelaskan sumber dananya dari mana. Sehingga rakyat tak merasa dibodohi,” katanya.
Lanjut dia, hingga saat ini belum ada kejelasan tentang sumber dana kegiatan drainase di Jl. Krakatau – Jl. Garauda Besuki tersebut. Diduga kegiatan itu adlah jasmas dari salah satu dewan.
Seharusnya berbentuk kelompok masyarakat (pokmas) yang dapat mempekerjakan masyarakat sekitar disaat pandemi.
“Sekali lagi, kegiatan tersebut dibutuhkan dan masyarakat lebih membutuhkan sebagai pekerja. Karena banyak pekerja dari luar daerah, sementara warga Besuki banyak pengangguran,” urainya.
Ditenpat terpisah, ir. H. Gatot Siwoyo, selaku Kepala Dinas PUPR dan Cipta Karya, menegaskab bahwa sampai hari ini belum ada surat masuk atau pemberitahuan akan pekerjaan tersebut.
Pihaknya juga bingung tentang proyek drainase itu berasumber dari dana apa. “Mungkin itu jasmas atau bisa juga anggaran dari Peopensi,” jawabnya.
Menyimak hal diatas, kuat dugaan anggaran untuk peoyek drainase di Jl. Garuda – Krakatau, Desa / Kecamatan Besuki Situbondo, Jawa Timur, ada indikasi permainan melawan hukum atau bisa berindikasi rekayasa anggaran.
Baca Juga 》Warga Resah, Proyek Drainase Dianggap Proyek Siluman
Sejatinya, pekerjaan yang sesuai regulasi yang ada, jelas transparan bukan main kucing kucingan.
“Infonya ini proyek jasmas dan dikerjakan pokmas. Jausi dari Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh sebagai pelaksananya mas. Soal ini dikontrak tualkan, kami kurang paham. Sampean (media Jawara Post) ke pak Jausi saja. Benar mas, ini bukan dari kabupaten,” jelas seorang ketua pekerja dilapangan, terlihat kebingungan.
Sekadar diketahui, proyek swakelola terbagi menjadi 4 tipe. Jika dilihat dari pekerjaan dilapangan, proyek itu masuk kategori swakelola type 4 yang mestinya dikerjakan pokmas dan bukan dikontraktualkan.
Sampai tulisan kedua ini naik tayang, orang berinisial Sdk yang disebut sebut selaku penanggung jawab proyek, belum mengklarifikasi atas pekerjaannya.
Din/red JP