RADAR JP, Jawara Post—Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo membantah tuduhan yang mengaitkan perusahaan dan keluarganya dengan perkara korupsi yang menjerat Menteri KKP Edhy Prabowo. Edhy diketahui menjadi tersangka kasus ekspor benur lobster.
“Saya terus terang saja merasa dizolimi, saya merasa dihina, difitnah, anak saya (Sara Djojohadikusumo) sangat merasakan,” katanya saat jumpa pers di kawasan Jakarta Utara, Jumat (4/12).
Dia mengatakan, perusahaannya saat ini tengah melakukan beberapa aktivitas budidaya benur. Proses budidaya itu membutuhkan waktu lama sekitar satu tahun lebih.
Perusahaannya pun baru mendapat izin budidaya benur dari KKP pada bulan Juni 2020. Sehingga, tidak mungkin bisa melakukan ekspor benur lobster.
“Jadi bagaimana mau terlibat atau menerima aliran dana, izin ekspor perusahaan kami saja belum punya. Tuduhan ini sangat keji dan tak beralasan,” tegas Hashim.
Petinggi Gerindra ini menegaskan, pengajuan izin untuk melakukan ekspor lobster dan benur tak pernah ia niatkan. Terlebih, sejak dilarang oleh Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya, Susi Pudjiastuti.
“Khusus untuk lobster, dilarang budidaya apalagi ekspor. Menteri yang lama melarang budidaya lobster, maka kami tidak bikin budidaya lobster, apalagi ekspor,” ucapnya.
Hashim melanjutkan, meski Edhy merupakan rekannya di Partai Gerindra, hal itu tidak lantas membuat perusahaannya yang telah berdiri sejak tahun 1986 itu dengan mudah memperoleh izin ekspor benur.
“Silakan dicek, perizinan kami proses semuanya melalui tim dari KKP, ada tim verifikasinya lengkap semua dari KKP dan semua sesuai prosedur,” katanya.
Lebih dari itu, dia juga bilang kepada Edhy agar perusahaan lain bisa diberi kesempatan terkait izin ekspor benur lobster ini. Hashim tak ingin perusahaannya yang memonopoli.
“Tahun lalu saya bilang berapa kali saya wanti-wanti saya usulkan berikan izin sebanyak-banyaknya. Saksi hidup banyak di belakang saya,” ujarnya.
“Saya bilang, ‘Ed (Edhy Prabowo) buka saja sampai 100 karena Prabowo tidak mau monopoli dan saya tidak suka monopoli dan Partai Gerindra tidak suka monopoli’,” pungkas Hashim.
Senada dengan Hashim, Direktur PT Bima Sakti Bahari, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menjelaskan perusahaannya hingga saat ini belum melakukan kegiatan ekspor benur.
“Saya bisa pastikan sampai saat ini perusahaan kami belum melakukan ekspor benur sama sekali,” katanya.
Justru, dia menambahkan, perusahaannya baru saja melakukan pelepasliaran benih lobster ke alam.
“Justru yang baru kami lakukan beberapa minggu lalu adalah pelepasliaran atau restocking lobster ke alam,” kata calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan itu.
Redaksi