JAYAPURA, Jawara Post – Menurut Data dari Kementerian Kesehatan RI hingga tahun 2019 mengidap HIV/ AIDS di Papua dan Papua Barat, kini menembus angka 10 ribu jiwa atau seperdua dari jumlah keseluruhan di Indonesia 640.443 Jiwa, tentunya hali ini sedang berada dalam posisi “Darurat AIDS” menanggapi hal tersebut Ketua LSM WGAB Provinsi Papua Yerri Basri Mak, SH. menyampaikan bahwa hal ini sangat memprihatinkan penyakit tersebut dan sudah sangat mengancam Warga Bumi Cenderawasi baik warga Papua dan Papua Barat.
Kepada awak media pada sabtu 21 desember 2019 di sala satu rumah makan yang ada di kota Raja, Jayapura Yerri Basri Mak menyampaikan bahwa 10 ribu jiwa yang sudah terdata di Kementrian Kesehatan untuk penderita HIV/AIDS di Papua dan Papua Barat, tentunya hal ini sudah sangat memprihatinkan kehidupan warga Bumi Cenderawasi.
Lanjut Yerri Saya merasa prihatin atas penjelasan Staf Subdit Kemenkes RI, Sugeng Wiyono yang di kutip melalui Laman Media JAGATPAPUA.com dimana pada pertemuan Desiminasi Akselerasi Pencapaian Program Penyakit IMS, Tuberkulosis dan Hepatitis tahun 2019 belum lama ini
Dia mengatakan dari data secara Nasional ada sekitar 20 persen pasien HIV/AIDS sudah meninggal, sedangkan yang masih menjalani proses masa pengobatan rutin sekitar 121 ribu pasien di Indonesia. Padahal biaya pengobatan yang dimiliki untuk penyakit ini cukup besar dan stok obatpun cukup.
“Obat saat ini belum bisa menghilangkan virus hanya membuat virus tidak banyak bersarang, jika tidak diobati maka virus dapat menggandakan diri dua kali lipat.
“Kita sedikit kendala dalam mendata pasien. Seharusnya semua pasien berobat yang masuk ke Puskesmas wajib dites, sehingga bisa mengetahui yang sudah tertular dan yang belum agar ada langkah pencegahannya.
Dia menyebut, yang paling dominan untuk dilakukan pemeriksaan adalah ibu hamil, pasien TB, para populasi kunci, seperti waria, pekerja seks, sesama jenis dan warga binaan lapas.
“Kita mau tes tapi masyarakat kadang menolak dengan berbagai alasan, padahal di Indonesia pintu utama penularan HIV-AIDS itu melalui berhubungan sex,” ucapnya.
“Ada sekitar 5 juta orang Indonesia yang melakukan hubungan sex. Dari angka itu 3 juta memiliki istri, sedangkan 2 jutanya belum memiliki istri, dan penularan paling banyak melalui anak-anak muda dan para suami maupun istri yang tak setia yang saling menularkan virus tersebut,” ujarnya.
Dia menghimbau masyarakat untuk tidak perlu menjahui dari para penderita HIV/AIDS. Namun yang terpenting masyarakat paham akan faktor penyebab penularannya.
“Yang terpenting bagi generasi penerus peran orang tua dalam mendidik anaknya sangat terpenting agar terhindar dari pergaulan bebas dan obat-obat terlarang.
Lanjut Yerri” LSM WGAB berharap agar pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat Lebih Serius lagi menangani Kasus tersebut, jangan hanya sebatas sosialisasi saja, namun dengan tindak nyata melakukan evaluasi pada pemberian Ijin Tempat hiburan malam yang diduga marak di lakukan sebagai tempat Prostitusi, serta melakukan Pembersihan secara serius terhadap tempat tempat Prostitusi yang ada di Papua dan Papua Barat,” tandas Yerti Basri Mak. SH.
Pewarta: RK