SINGARAJA, Jawara Post– Setelah 10 tahun menghilang, budidaya bawang putih kembali digeluti petani di Buleleng. Usaha Tani ini digeluti Kelompok Tani Ternak (KTT) Manik Pertiwi Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada.
Budidaya ini merupakan program pengendalian inflasi klaster bawang putih yang digulirkan Bank Indonesia (BI). Budi daya perdana itu sudah memasuki masa panen perdana akhir pekan lalu. Panen perdana ini dihadiri Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng yoman Genep dan perwakilan dari pihak BI.
Ketua KTT Manik Pertiwi Ketut Sandi mengatakan, bawang putih cocok untuk ditanam di Desa Wanagiri. Posisi desa ini berada pada 1.300 meter di atas permukaan laut (MDPL) yang sangat cocok untuk ditanami bawang putih karena memiliki suhu dingin. Penanaman perdana dilakukan sekitar empat bulan lalu, di mana varietas yang dibudidayakan varietas sembalun.
Selama penanaman itu, perkembangan tanamannya tergolong bagus. Selain bawang putih yang berkualitas, namun bisa juga dijadikan dijadikan untuk benih. Selain itu, bawang putih cenderung lebih tahan hama.
Sementara, terkait harga jual bawang putih cenderung mendapatkan harga yang stabil di pasaran. Meski demikian, kendala yang dihadapi adalah terbatasnya persediaan air serta sarana dan prasarana yang masih kurang.
Selama mencoba budidaya ini pihaknya mendapat penampingan dari Dinas Pertanian (Distan) Buleleng. “Desa kami ini cocok budi daya bawang putih. Setelah diujicoba hasil panen selain untuk panen langsung juga untuk bibit dengan kualitas baik,” katanya.
Menurut Sandi, dari budidaya perdana itu pihaknya mampu menghasilkan bawang putih tujuh ton tiap hektar. Dengan hasil ini di tahun berikutnya, optimis dapat meningatkan produksi sehingga, budi daya bawang putih menjadi usaha tani sampingan selain menanam sayur atau bunga pecah seribu. “Saat ini produksi bisa mencapai tujuh ton per hektar. Dengan jumlah ini, bawang putih bisa menajdi pilihan selain kami menanam sayur atau bunga pecah seribu,” jelasnya.